Kerja Sama dengan Skychaser Energy Amerika, Unud Dapat 30 Juta Dolar AS

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Universitas Udayana bekerja sama dengan Skychaser Energy Amerika Serikat untuk konservasi air dan reduce power consumption.

Kerja sama sebesar 30 juta dollar AS ini tertuang dalam kesepakatan yang disaksikan Presiden Jokowi di Kamar Dagang Amerika Serikat, Senin (26/10/2015).

Pembantu Rektor IV Bidang Kerja Sama Universitas Udayana, Made Suastra menyatakan, memang benar ada bentuk kerja sama untuk melaksanakan proyek tersebut.

Proses pembicaraannya pun sudah dilakukan sejak 6 bulan lalu dengan pihak Skychaser Energy, Charles Isaac.

Dan kini sudah berlanjut ke Kementerian ESDM.

"Untuk konsepnya, pihak Skychaser akan membuat model yang diberi nama Thermal Direct yang bisa menghemat energi 60-75 persen," ujar Suastra kepada Tribun Bali, usai mengajar di kampus Pascasarjana Unud, Denpasar, Bali, Senin (26/10/2015).

Rencananya, model Thermal Direct ini seperti Bio Thermal, namun dengan konsep yang lebih sederhana.

Dengan menggunakan pipa yang dialiri air yang akan ditanam sedalam 30-75 meter.

Model ini akan memanfaatkan panas dari permukaan bumi untuk sistem cooling dan heating.

"Khususnya di area kampus Bukit Jimbaran, model ini ingin coba diterapkan. Apalagi di kawasan Rumah Sakit Khusus Udayana yang memang sangat membutuhkan model untuk saving energy," ujar Suastra.

Hal tersebut pun dibenarkan oleh Rektor Universitas Udayana, Ketut Suastika.

Tak hanya itu, Suastika juga tampak antusias dan menyambut baik rencana ini. Ia mengatakan, memang penghematan energi tersebut sangat diperlukan.

Apalagi dengan dilakukannya di Unud, menurutnya bisa sekaligus menjadi tempat pembelajaran.

Khususnya bagi para mahasiswa yang mengenyam pendidikan di bidang teknik.

Sebelumnya, Suastika juga sempat mengajukan untuk pengadaan energi dari alam ini.

Karena menurutnya penggunaan energi sekarang selain boros juga berdampak kurang baik terhadap lingkungan.

"Kalau bisa berhasil di Unud, otomatis bisa mengharumkan nama Bali, dan menjadi contoh untuk di daerah-daerah lainnya di Indonesia," ujar Suastika.

Sementara dikaitkan dengan nilai sebesar 30 juta Dolar Amerika dari proyek ini, pihak Unud belum bisa berkomentar.

Menurut Suastra, hal ini masih belum bisa dipastikan untuk estimasinya dikarenakan pihak Unud masih butuh hasil kajian dari feasibility study yang kini digarap.

"Ini kan masih digarap kajiannya. Kalau sudah berhasil baru nanti bisa ada estimasi. Dan, pula nanti dari pihak mereka yang bergerak dalam pencarian dananya," ujar Suastra. (*)

Sumber: http://bali.tribunnews.com/2015/10/28/kerja-sama-dengan-skychaser-energy-amerika-unud-dapat-30-juta-dolar-as



Attchment File
Share This Post: