Konservasi Air Oleh UNUD Masuk Daftar Kerja Sama Indonesia-AS

Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah perusahaan Indonesia dan Amerika Serikat menjalin 12 kerja sama perdagangan dan investasi di sektor energi senilai total hampir US$17 miliar. 

Ari Dwipayana, Anggota Tim Komunikasi Presiden, mengatakan di sela-sela pertemuan dengan US Chamber of Commerce, Presiden Joko Widodo menyaksikan penandatanganan 18 kesepakatan bisnis di bidang energi, transportasi, perluasan pabrik, konservasi air, dan perbankan syariah. 
  
"Total nilai kesepakatan bisnis yang dihasilkan mencapai US$20,075 miliar," papar Arie dalam keterangan pers, Selasa (27/10/2015).

Di antara 18 kesepakatan bisnis yang ditandatangani, sebanyak 11 kesepakatan merupakan investasi di sektor energi dengan nilai total US$16,99 miliar.

Yang terbesar adalah perjanjian jual beli gas alam cair (LNG) antara Pertamina dan Corpus Christie Liquefaction senilai US$13 miliar. Kontrak itu melandasi pengiriman LNG ke FSRU Lampung bagi kebutuhan gas di wilayah barat Indonesia dan LNG Terminal untuk Indonesia Timur.

Berdasarkan situs Sekretariat Kabinet, selain kerja sama Pertamina-Corpus Christie Liquefiction itu, 10 kesepakatan di sektor energi lainnya adalah sebagai berikut:

1. Rencana pengembangan lahan “shale gas” Eagle Ford, Fasken milik Swift Energy yang akan dilakukan oleh Saka Energi dengan Swift Energy di Webb County, Texas dengan nilai sebesar US$175 juta.

2. Kesepakatan bisnis antara PT PLN (Persero) dengan General Electric, yaitu antara PLN Gorontalo dengan General Electric untuk pembangunan 100 MW gas turbin dan cydepower di Gorontalo dengan nilai investasi US$100 juta.

3. Kerja sama Universitas Udayana dengan Skychaser Energy untuk konservasi air dan pengurangan konsumsi energi dengan nilai sebesar US$30 juta.

4. Kerja sama PT PLN (Persero) dengan UPC Renewables untuk pembangunan 350 MW Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dalam waktu tiga tahun (2015-2018) senilai US$850 juta. 

5. Kerja sama Cikarang Listrindo dengan General Electric untuk perluasan pembangunan pembangkit listrik (IPP) senilai US$600 juta.

6. Kerja sama PT Indonesia Power dengan General Electric untuk pembangunan pembangkit di Jawa Tengah sebesar 700 MW senilai US$400 juta.

7. Kerja sama PT PLN Batam (Persero) dengan General Electric untuk pembangunan pembangkit bergerak (mobile) 500 MW di Mataram, Bangka, Tanjung Jabung, Pontianak, Lampung dan Sei Rotan senilai US$525 juta. 

8. Kerja sama PT PLN (Persero) dengan Caterpillar untuk proyek 2 GW pembangkit tenaga hibrid dan Proyek Solar PV+ energy storage untuk microgrid di daerah-daerah terpencil (500 pulau) dengan solusi pembiayaan initial capital investment melalui power purchase agreement dengan PLN dengan nilai investasi US$500 juta.

9. Kerjasama PT Pertamina dengan Bechtel corporation dalam kurun waktu 5 tahun untuk pembangunan dan pengembangan kilang dengan nilai transaksi US$800 juta.

10. Kerja sama Kilat Wahana Jenggala dengan Hubbell Power Systems yaitu ekspansi pada existing plant yang memproduksi/assembly insulator transmisi polymer untuk distribusi listrik, menambah lokalisasi transmisi sebesar US$5 juta-10 juta.

Sumber: http://bali.bisnis.com/read/20151027/16/55110/konservasi-air-oleh-unud-masuk-daftar-kerja-sama-indonesia-as

Attchment File -
Share This Post: